Kamis, 10 Juni 2010

Piala Dunia Afsel 2010 Sepi


JOHANNESBURG - Hitungan mundur pagelar Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan sudah dimulai. Pesta sepak bola sejagat itu akan dimulai dari Soccer City Stadium, Kota Johannesburg. Masalahnya, atmosfer yang terbangun di kota ini terasa sangat jauh dari mengesankan.

Kekhawatiran bahwa Piala Dunia kali ini akan sepi pantas diapungkan. Sebab, sampai 8 Juni, jumlah fans yang datang ke Afrika Selatan terbilang bisa dihitung dengan jari. Di latihan Belanda misalnya yang digelar di Wits University, sangat sedikit dihadiri fans-nya. Padahal tempat latihan dan area lapangan yang dipakai sangat mudah terjangkau.

Di tempat latihan Brasil Heorskool, juga sepi. Tak ada spanduk, atau fans yang terlihat berada di area tempat latihan yang bisa terlihat dari tepi jalan. Hanya ada satu spanduk bertuliskan Welcome Brasil yang dipasang pihak sekolah. Hanya ada satu orang yang terlihat menggenakan kaos tim Samba. Itu pun yang menggunakan adalah siswa dari sekolah tempat Kaka dkk menggelar traning.

Di fans zona yang disediakan panitia yaitu di Ellis Park Stadium, juga sepi dari fans atau atributnya sekalipun. Yang terlihat hanya lalu lalang beberapa penduduk lokal dan gelandangan. Ada yang nongkrong, tiduran di taman depan stadion. Sama sekali belum ada atmosfer bahwa tempat itu akan menjadi tempat pesta penonton.

Kesibukan justru menjadi milik panitia. Alat berat masih terlihat mondar-mandir di area stadion. Pekerja masih sibuk memasang layar, tenda atau tempat-tempat yang akan dipakai para fans yang tidak mendapat tiket.

Kondisi Soccer City Stadium, tak kalah sepi. Kemarin misalnya, yang terlihat justru kuli media elektronik dan cetak yang lalu lalang mengurus keperluan masing-masing. Mulai dari mengurus kartu akreditasi yang antriannya seperti mengantri sembako, sampai sibuk menemukan media center yang tersembunyi. Fans? Sekali lagi sama sekali tidak terlihat. Padahal, di stadion lambang kemegahan dari Piala Dunia 2010 akan dimulai.

Soccer City sepertinya juga belum terlalu siap dengan fasilitas yang ada. Sampai kemarin, tempat parkir yang akan digunakan masih berupa tanah sehingga berdebu. Alat berat, truk juga masih hilir mudik menyelesaikan tempat yang rencananya akan dipakai menampung fans.

Sedikit kemeriahan justru terlihat di Nelson Mandela Square tempat launching produk terburuk dari salah satu perusahaan elektronik Jepang yang menjadi rekanan FIFA di Piala Dunia 2010 ini. Di tempat ini, beberapa orang terlihat menggenakan atribut tim masing-masing.

Ada pendukung Bafana-Bafana, Meksiko dan Portugal. Itu pun jumlahnya bisa dihitung jari. Tempat berdirinya patung Mandela itu lagi-lagi didominasi kalangan media yang memang diundang pelaksana acara.

Gairah hanya terlihat dari atribut yang dipasang di masing-masing tempat. Seperti di menara Telekom Johannesburg dengan bola raksasa di salah satu menaranya. Atau juga, penempatan bola, baliho di stasiun kereta, dan bendera-bendera yang dipasang di mobil pribadi.

“Piala Dunia memang memberikan kami harapan. Tapi, kami juga tidak yakin dengan prestasi tim negara kami,” kata Karabo Lefo yang melintas di area Ellis Park Stadium kepada Seputar Indonesia.

Sementara pendukung Belanda mengaku pelaksanaan Piala Dunia di Afrika Selatan memang sempat mengundang kekhawatiran. “Tempatnya sangat jauh dan harus berpindah-pindah tempat. Keamanan juga menjadi pertanyaan. Tapi, saya tak ingin kehilangan momen ini,” sebut Wouter di sela-sela menyaksikan latihan Belanda.

Jadi, apakah Piala Dunia 2010 kali ini akan sepi penonton? “Dengar saja keramaian di luar area ini. Suara Vuvuzela akan menjadi momen tak terlupakan buat semuanya,” ujar Sekjend FIFA Jerome Valcke saat launching produk elektronik terbaru dari salah satu patner Piala Dunia 2010 kepada.

Pertanyaannya kemudian, apakah Piala Dunia kali ini seperti tanpa nyawa? terutama nyawa ke-12 yang selalu diidentikkan dengan peenonton. Biarkan sejarah yang akan menjawabnya.
(Muhammad Ma'ruf/Koran SI/wei)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar